

Lebaran di Spanyol; Perayaan Tak Terlupakan di Andalusia
Meski menjadi negara dengan mayoritas pemeluk agama Katolik, Spanyol memiliki sejarah Islam yang kaya, terutama di wilayah Andalusia loh! Setiap tahunnya, komunitas Muslim di sini merayakan Lebaran dengan cara yang unik, yaitu memadukan tradisi Idul Fitri dengan warisan budaya lokal.
Baca juga: 7 Festival Terkenal di Spanyol yang Perlu Kamu Kunjungi
Jejak Islam di Andalusia
Islam masuk ke Andalusia sekitar tahun 711 M melalui penaklukan yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad, panglima dari Dinasti Umayyah. Dengan kurang lebih 7.000 pasukan, Tariq mendarat di Gibraltar (Jabal Tariq) dan mengalahkan Raja Visigoth, Roderick, dalam Pertempuran Guadalete. Invasi ini membuka jalan bagi berdirinya pemerintahan Islam di Semenanjung Iberia, yang berlangsung selama hampir 8 abad.
Masjid Agung Cordoba
Sumber: Estudia Course
Setelah kejatuhan Kekhalifahan Umayyah di Damaskus sekitar tahun 750 M, Abdurrahman ad-Dakhil atau Abd Al Rahman I, yang merupakan keturunan Umayyah, melarikan diri ke Andalusia. Ia mendirikan Emirat Cordoba pada 756 M dan menyatukan wilayah Muslim di bawah pemerintahan otonom. Cordoba menjadi pusat intelektual dan budaya terkemuka di Eropa, dengan perpustakaan yang menyimpan ratusan ribu manuskrip serta masjid megah seperti Masjid Agung Cordoba.
Patung Abd Al Rahman III
Sumber: Britannica
Abdurrahman III atau Abd Al Rahman III memproklamasikan Kekhalifahan Cordoba pada 929 M, mengantarkan Andalusia ke era keemasan. Di bawah kepemimpinannya, Cordoba menjadi kota termaju di Eropa dengan populasi 500.000 jiwa, jalan beraspal, dan sistem penerangan jalan. Ia juga membangun kota istana Madinat al-Zahra sebagai simbol kekuasaan.
Tradisi Lebaran ala Muslim Spanyol
Perayaan Lebaran di Spanyol memang tidak seramai di Indonesia, tetapi tetap penuh dengan makna kok. Keluarga Muslim menyiapkan hidangan khas seperti dulces árabes atau manisan Arab dan tajine, serta menambahkan sentuhan lokal seperti tapas atau paella. Di Granada, anak-anak sering mendapat sobremesa atau hadiah kecil setelah salat Id. Masyarakat juga mengadakan fiesta comunitaria (pesta komunitas) dengan tarian Flamenco dan musik tradisional Arab-Spanyol.
Dulces árabes (kiri atas), tapas (kanan atas), tajine (kiri bawah), paella (kanan bawah)
Sumber: Baños Arabes de Córdoba, TasteAtlas, Spain on a Fork, La Tienda
Lebaran di Bawah Bayangan Alhambra
Granada, kota bersejarah di Andalusia, menawarkan pengalaman Lebaran yang tak terlupakan di antara peninggalan Islam seperti Istana Alhambra. Setelah salat Id di masjid lokal, banyak keluarga Muslim berziarah ke makam Sultan Muhammad XII atau Boabdil, pemimpin terakhir Kerajaan Granada yang terusir pada tahun 1492.
La Alhambra
Sumber: Estudia Course
Alhambra, warisan arsitektur Islam yang masuk Situs UNESCO, menjadi latar belakang eksotis untuk perayaan. Komunitas Muslim sering mengadakan iftar atau buka puasa di taman Generalife, sambil menikmati panorama pegunungan Sierra Nevada.
La Alhambra
Sumber: Estudia Course
Pada malam Lebaran, tradisi noche de fiesta digelar dengan pembacaan puisi Arab-Andalusia dan lantunan musik tradisional yang memadukan Flamenco dengan melodi Timur Tengah. Bagi turis Muslim, mengunjungi Granada selama Lebaran adalah sebuah pengalaman spiritual.
Baca juga: Semana Santa: Parade Perayaan Paskah di Spanyol
Merayakan Lebaran Jauh dari Kampung Halaman
Bagi WNI di Spanyol, Lebaran adalah momen untuk memperkuat ikatan kebangsaan di tengah budaya asing. KBRI Madrid menjadi "rumah kedua" yang memfasilitasi silaturahmi melalui salat Idul Fitri berjamaah dan jamuan halal bihalal. Pada perayaan 1446 H, acara di Wisma Duta dihadiri lebih dari 120 orang, termasuk diaspora dari wilayah terpencil seperti Menorca dan komunitas friends of Indonesia.
Lebaran di Spanyol
Sumber: Antara
Selain makanan, kegiatan keagamaan seperti pengajian anak-anak, buka puasa bersama setiap Sabtu, dan kultum harian selama Ramadhan turut menciptakan nuansa Indonesia di Madrid. Bagi diaspora, momen ini juga menjadi ajang memperkenalkan budaya nusantara kepada warga Spanyol melalui dialog dan pertukaran kuliner.
Tantangan dan Keunikan
Merayakan Lebaran di negara mayoritas Katolik seperti Spanyol memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketiadaan hari libur nasional untuk Idul Fitri, sehingga sebagian WNI harus mengambil cuti kerja atau mengatur ulang jadwal. Namun, kondisi ini justru memicu kreativitas komunitas Muslim.
Órgiva
Sumber: Film in Granada
Di kota kecil seperti Órgiva, salat Id sering diadakan di ruang publik atau gedung serbaguna karena keterbatasan masjid.
Baca juga: 21 Negara yang Menggunakan Bahasa Spanyol
Kesimpulan
Dalam perayaan Lebaran di Spanyol, terutama di Andalusia, kita dapat melihat bagaimana warisan Islam dan budaya lokal berpadu dalam harmoni yang indah. Meskipun sederhana, perayaan ini menjadi simbol kebersamaan dan toleransi yang patut dihargai. Bagi siapa pun yang merayakannya, momen ini akan selalu dikenang sebagai pengalaman unik di negeri Matador. Kalau chicos sendiri, sudah siap buat travelling ke Spanyol kah?
Chicos juga bisa loh buat WA tanya-tanya ke Mindia terkait kelas lain dari Estudia Course. Selalu ada kelas private yang dibuka untuk siapa saja dan kapan saja.
¡Vamos, chicos!
Penulis: @satriosjagad